Minggu, 13 Oktober 2013

Tekanan

Seperti biasa di pagi hari biasanya saat bangun duduk sebentar dan bertanya atas apa yang terjadi semalam, dan pertanyaan yang paling efektif untuk menjawab pertanyaan diatas adalah "ada dimana aku sekarang?" Untung saja ternyata aku masih tahu bahwa aku terbangun di kamar kontrakan ku sendiri dengan barang yang berserakan dimana-mana aku jadi ingat yang terjadi semalam sebelum aku tidur juga sebelumnya dan sebelumnya lagi. Ketika semua orang belum terbangun karena kejadian semalam aku mengambil wudhu ditemani rasa takut yang sedikit menyelinap masuk ke dalam pikiran, lalu aku sholat shubuh. Setelah itu kepalaku langsung pusing kembali karena mengingat kejadian semalam tak pernah sebelumnya aku sepusing ini, mungkin karena satu atau dua hal yang menyelinap kembali dengan rasa senang, kesal, sampai rasa hirau yang memang biasa aku pikirkan. Pagi ini aku rasanya tak mau pulang ke rumah, bukan karena hari ini aku banyak pekerjaan yang mau aku selesaikan dulu di kampus tapi karena suasana yang terbayang yang akan terjadi saat aku pulang. Saat ayah-ku meneleponku, aku tak mau angkat, aku melanjutkan saja pekerjaan yang sia-sia yang sedang aku kerjakan lalu terlintas kembali perang di kepala. Tekanan, tak hilang-hilang, tak mau jauh yang rasanya dari kerongkongan ku sampai ke ubun-ubun kepalaku. Begitu pekerjaan yang sia-sia itu selesai aku diam dan mengambil se-sachet milo dan susu kental manis minuman favoritku saat ini yang diberi es batu. Sebelumnya aku terbiasa membeli di warkop, kebiasaanku ini tentunya tak lepas dari peran temanku yang memesan milo dingin di kawasan mancur bogor lalu aku coba dan rasanya enak. Dari situ aku terobsesi akan milo yang seenak ditempat itu karena sebelumnya aku coba memesan rasa milo tak cocok bagiku tapi di warkop itu rasanya enak! Setelah berkelana dari warkop ke warkop akhirnya aku temukan rahasia dibalik kesuksesan menjerat lidahku dari warkop mancur. Adalah rahasianya dicampur dengan susu kental manis. Setelah minum segelas es milo susu kental manis, aku meluncur meninggalkan kontrakan dan mengunci segala hal yang bisa dikunci karena rumah akan ditinggal selama 3 hari ke depan. Sampai saat itu kepala ku masih tak bisa bergeming untuk memberikan suruhan kepada wajahku agar tersenyum sedikit saja. Aku berharap semoga angin jalanan bisa meneduhkan hati dan pikiran ini. Dan ternyata it's not working in a long time! Cuma beberapa menit setelah merasakan adanya perubahan suasana dari rumah dan jalanan yang ternyata bisa sedikit merubah suasana hati dan pikiran ternyata harus kembali ke kondisi hujan dan penuh petir. Di perjalanan hanya ada pikiran apa yang akan aku lakukan jika sampai di rumah, mungkin tidur, atau mungkin makan. Kedua opsi itu ide terburuk yang pernah aku ciptakan sepanjang hidupku. Membeli sebungkus mie ayam bakso telor mas no adalah opsi nyataku, dengan alis mata yang masih terus bertemu tak mau berpisah bagai sepasang kekasih yang sedang dimabuk cinta. Aku sampai di rumah, mencium tangan ibu, tak ku termukan ayah langsung aku kebelakang memakan semangkuk mie ayam bakso telor mas no dengan tangan yang bekerja lebih banyak daripada mulut jadi kuah yang berserakan dimana-mana. Setelah ashar aku tak tau bagaimana kejadiannya aku tertidur di lantai kamarku, ajaib tepatnya sampai-sampai aku bermimpi ada om jet dan bundo yang mengunjungi rumahku. Ketika bangkit dan pergi keluar ternyata mimpi jadi kenyataan! Om jet dan bundo ada di rumahku, ada ayah juga yang seingatku dalam mimpi aku mencium tangan ayah dengan usaha yang lebih banyak dari biasanya karena ia hanya datang ke kamarku lalu ia keluar dan aku datangi dia sambil memanggil namanya dua kali. Ingatkah kalian kemana tekanan itu pergi?

"Allah knows best, we don't." -teman saya

Yang harus diketahui adalah lakukan saja apa yang harus dilakukan berdasarkan perintah-perintah dan larangan-larangannya, dan Allah akan menunjukkan jalannya.