Senin, 22 Desember 2014

Syair dari Khalil Gibran

Source: republika.co.id
Kehidupan adalah sebuah pulau ditengah lautan kesendirian dan keterasingan.

Kehidupan adalah sebuah pulau, batu karang adalah hasratnya, pepohonan adalah mimpi-mimpinya, dan bunga-bungaan adalah kesunyiannya, dan pulau ini berada di tengah lautan kesendirian dan keterasingan.

Kehidupan, kawanku, adalah sebuah pulau yang dipisahkan dari pulau-pulau dan benua-benua lain. Tidak peduli berapapun banyaknya perahu yang kau kirimkan ke tepian seberang atau betapapun banyak kapal berlabuh di dramaga pulaumu, kau sendiri adalah sebuah pulau yang terpisahkan akibat luka batinmu, terasingkan dalam kebahagiaannya sendiri dan dijauhkan oleh perasaan iba hati sekaligus disembunyikan dari balik rahasia misterinya.

Pertama aku melihatmu, kawanku, duduk di ayas timbunan emas permata, merasa bahagia di dalam kesejahteraan dan kebesaranmu, di dalam kekayaan dan kepercayaanmu bahwa segenggam emas adalah rantai rahasia yang menghubungkan pikiran orang-orang dengan pikiranmu sendiri dan mengatkan perasaan mereka dengan perasaaanmu sendiri. Aku melihatmu bagaikan penguasa agung yang memimpin barisan kebesaran menuhu sebuah benteng, kemudian menghancurkan dan mendudukinya.

Akan tetapi pada pandangan kedua aku menemukan di balik dinding harta bendamu ada hati yang bergetar di dalam kesendirian dan keterasingan seakan menggigilnya seseorang yang kehausan di dalam sangkar emas dan permata, tetapi tanpa air di dalamnya.

Aku melihatmu, kawanku, duduk di atas singgasana kemuliaan, dikelilingi oleh orang-orang yang memuji sedekahmu, menyebut-nyebut hadiah darimu, memandang takjub padamu seakan-akan mereka berada di dekat kehadiran seorang nabi yang mengangkat jiwa mereka hingga mencapai planet-planet dan bintang gemintang. Aku melihatmu melihat mereka, dengan kepuasan hati dan perasaan kuat pada wajahmu, seolah-olah kau bagi mereka adalah jiwa bagi badan.

Namun pada pengamatan sekasama aku melihat dirimu yang terpencil berdiri di samping mahkotamu, menderita di dalam keterasingan dan gemetar di dalam kesepiannya. Aku melihat diri itu mengulurkan kedua lengannya sekan-akan memohon dari hantu tak kasat mata. Aku melihatnya mengintip dari balik bahu orang-orang pada cakrawala yang jauh dengan tatapan kosong dari segala sesuatu kecuali kesendirian dan keterasingan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar