Jumat, 30 Desember 2016

Definisi Cinta

Akan kuberitahu cara mengetahui apakah kau meyukai seseorang atau tidak.

Bayangkan..

Ketika kau menemukan pelangi.
Ketika kau menemukan bintang jatuh.
Ketika kau menemukan kafe yang kau suka.
Ketika kembalian belanjaanmu adalah 777 rupiah atau semacamnya.
Jika itu kamu, tidak apa-apa membayangkan pertama kalinya daun teh berdiri di tehmu.
Ketika kau menemukan matahari tenggelam yang indah.
Atau jika kau menemukan selera musikmu.
Atau jika kau memenangkan hadiah bagus di undian lotere.

Hal-hal kecil dalam kehidupan sehari-hari itu.
Ketika kau mengalami sedikit kebahagiaan dan keberuntungan itu.

Siapa orang pertama yang akan kau beritahu?
Wajah siapa yang terlintas di benakmu.
Wajah siapa yang terlintas di benakmu?

Selasa, 24 November 2015

Inner Child

Saat muda selalu merasa dewasa,
Saat dewasa, selalu merasa muda,

Tak pernah salah untuk kembali, bermain bersama kebebasan,

Rasa-rasa yang tak pernah bersalah, bermain bersama imajinasi,
Kembali berpelukan bersama inspirasi, bukan gengsi.

Dunia anak yang penuh warna bukan dunia tanpa tanggung jawab,
Masa kecil, imajinasi telah mengajarkan kekuatan,
Kekuatan untuk mewujudkan.

Saat kedewasaan membatasi, yang hadir hanya gengsi,
Menuntut kebebasan, namun menutup diri,
Memusuhi imajinasi.

Imajinasi menjadi nafas, dan mewujudkan adalah sebuah langkah,
Keinginan untuk mengikuti kemauan, untuk bergerak, percaya,dan
mendengarkan hati.

--Puisi buatan Puji Nugroho, pendiri Kejar Aurora

Senin, 22 Desember 2014

Syair dari Khalil Gibran

Source: republika.co.id
Kehidupan adalah sebuah pulau ditengah lautan kesendirian dan keterasingan.

Kehidupan adalah sebuah pulau, batu karang adalah hasratnya, pepohonan adalah mimpi-mimpinya, dan bunga-bungaan adalah kesunyiannya, dan pulau ini berada di tengah lautan kesendirian dan keterasingan.

Kehidupan, kawanku, adalah sebuah pulau yang dipisahkan dari pulau-pulau dan benua-benua lain. Tidak peduli berapapun banyaknya perahu yang kau kirimkan ke tepian seberang atau betapapun banyak kapal berlabuh di dramaga pulaumu, kau sendiri adalah sebuah pulau yang terpisahkan akibat luka batinmu, terasingkan dalam kebahagiaannya sendiri dan dijauhkan oleh perasaan iba hati sekaligus disembunyikan dari balik rahasia misterinya.

Pertama aku melihatmu, kawanku, duduk di ayas timbunan emas permata, merasa bahagia di dalam kesejahteraan dan kebesaranmu, di dalam kekayaan dan kepercayaanmu bahwa segenggam emas adalah rantai rahasia yang menghubungkan pikiran orang-orang dengan pikiranmu sendiri dan mengatkan perasaan mereka dengan perasaaanmu sendiri. Aku melihatmu bagaikan penguasa agung yang memimpin barisan kebesaran menuhu sebuah benteng, kemudian menghancurkan dan mendudukinya.

Akan tetapi pada pandangan kedua aku menemukan di balik dinding harta bendamu ada hati yang bergetar di dalam kesendirian dan keterasingan seakan menggigilnya seseorang yang kehausan di dalam sangkar emas dan permata, tetapi tanpa air di dalamnya.

Aku melihatmu, kawanku, duduk di atas singgasana kemuliaan, dikelilingi oleh orang-orang yang memuji sedekahmu, menyebut-nyebut hadiah darimu, memandang takjub padamu seakan-akan mereka berada di dekat kehadiran seorang nabi yang mengangkat jiwa mereka hingga mencapai planet-planet dan bintang gemintang. Aku melihatmu melihat mereka, dengan kepuasan hati dan perasaan kuat pada wajahmu, seolah-olah kau bagi mereka adalah jiwa bagi badan.

Namun pada pengamatan sekasama aku melihat dirimu yang terpencil berdiri di samping mahkotamu, menderita di dalam keterasingan dan gemetar di dalam kesepiannya. Aku melihat diri itu mengulurkan kedua lengannya sekan-akan memohon dari hantu tak kasat mata. Aku melihatnya mengintip dari balik bahu orang-orang pada cakrawala yang jauh dengan tatapan kosong dari segala sesuatu kecuali kesendirian dan keterasingan.

Sabtu, 20 Desember 2014

Bersyukurlah

"Kalau Allah memerdekakanku untuk bebas menumbuhkan helai-helai rambutku sendiri.

Kalau Allah mempersilakanku dengan kebebasanku sendiri menyusun dan memerintahkan usus agar mengolah makanan.

Kalau Allah membukakan pintu kemerdekaan dan melepaskanku untuk menyembuhkan penyakitku menanggung hidup dan matiku sendiri-ya Allah, mampuslah aku."

-Emha Ainun Nadjib

Selasa, 07 Oktober 2014

Antara ada dan tiada

GUNCANG!
Batinku terguncang terkena gempa bumi dahsyat dari dalam bumi
Jalan-jalan rusak akibat gempa bumi dahsyat tersebut
Rumah-rumah retak bahkan sebagian besar roboh
Aku terguncang melihat kejadian ini dan aku harusnya diam

PANAH!
Selongsong anak panah dilancarakan dari puncak gunung itu
Prajurit mati bertebaran dibalik hutan, diatas jalan dan didalam parit
Sejurus gerakan gerilya mulai dilakukan agar perang dapat dimenangkan
Aku bersama diriku sudah membuat benteng dan kami berlindung didalamnya

Source: ismamesir.wordpress.com
Perasaan ini sudah pernah kutau sebelumnya
Kita dibenamkannya kedalam tanah sampai ke pusat bumi
Binatang-binatang mulai khawatir dengan keadaanku apakah aku selamat atau tidak
Aku jatuh sampai ke pusara air menyebabkan aku dipanah dan diguncang, aku dibuang

Damai.
Tuhan menciptakan taman dan siksa untuk manusia
Melalui utusan-Nya ia memberikan jalan

Rabu, 01 Oktober 2014

Sakit

Source: islampos.com

Pagi.
Suatu kala di tengah tumpukan manusia aku berdo'a. Beberapa dari mereka menyebutkan beberapa lupa yang seringkali menjadi mati. Berdo'a membuat pikiran dan diri jadi lebih terjaga. Semua orang akan menjadi sangat tenang dan mungkin tak akan ada kiamat. Rasa takut akan berubah menjadi rasa tanggung jawab, lebih tepatnya kekurangpenuhan diri. Perlakuan tersebut sering sekali akan membuat kamu hidup, lebih dari yang akan kamu bayangkan. Dan, yang dibutuhkan adalah pembenaran ..
Babi akan tetap menjadi babi jika tak ada yang menyebutkan itu adalah tikus got. 
Hati akan tetap menjadi hati jika tak ada yang menyebutkan itu adalah cinta.
Kamu akan tetap menjadi kamu jika tak ada yang menyebutkan itu adalah sombong.
Kata.
Satu hari, berkali-kali, orang mati menjadi kata. Tak elok ketika orang tak bilang cantik. Tak elok ketika orang tak bilang rupawan. Sebenarnya tak seperti itu, tapi kata selalu berhasil mengubah penampilan dalam sekejap. Siapa yang membuatnya? Tentulah orang-orang itu! Mereka iri terhadap kebenaran dan pembenaran yang benar. Mereka iri, dan dibuatlah pembenaran yang salah. Ketika kamu sakit, kau akan melihat jelas mana yang benar, mana yang salah. Kamu akan melihat dunia, yang karenanya kamu akan cinta kepadanya, yang kepadanya kamu akan benci kepadanya. Merdekalah mereka dari perbudakan dunia, yang bisa membedakan antara cinta dan benci, yang bisa membuat cinta dan membuat benci. Keduanya terdapat di dalam hati, tinggal kau memilih mana yang kamu mana yang tidak. Kamu manusia, kamu akan mati.

"Morning and drinking milk : sun and moon. I'm too in love with them." -

Selasa, 17 Juni 2014

Meja Ini

Foto Meja Ini Ukuran Medium
Foto Meja Ini Ukuran Large
Foto Meja Ini Ukuran X-Large

Meja ini bukti. Bukti aku belajar setiap malam semenjak aku masih sekolah dasar. Akhir-akhir ini aku sering disalip, apa aku tak cukup baik dalam urusan skripsi? Malas masih menjadi momok kelas kakap sehingga masih berjuang sementara yang lain sudah sampai tahap seminar, sidang dan mau wisuda ~ katanya aku jenius, katanya IQ ku diatas rata", katanya aku lulusan kelas akselerasi, katanya aku baik-baik saja ~ ahh sudahlah ~ sementara tetap saja aku takbisa berhenti menulis yang sama sekali tak ada sangkut pautnya dengan skripsi dan belum tentu bagus karena belum ada satu orangpun yang pernah memberikan pujian terhadap tulisan-tulisan tak berguna itu. Apakah ini yang disebut passion? (damn) (00:25) (tick-tack-tick-tack)

Definisi Rindu 2

Aku suka aroma buku yang tiba-tiba menyeruak masuk ke dalam paru-paru menggantikan udara bersih.
Aku suka aroma hujan yang mengguyur jalanan saat jalan baru kering di waktu siang.
Aku suka aroma ayam yang baru saja dibuat ibuku apalagi ketika aku baru pulang sekolah waktu kecil dulu.
Aku suka aroma tubuh nenekku, ia meninggalkan banyak jasa atas setiap hal yang aku tangisi dan dalam dekapnya aku merasa aman di masa sulitku.
Aku suka aroma rindu yang menggantikan biasa menjadi penuh harap.
Aku suka aroma mobil ayahku karena ia tidak memberi parfum apapun di dalam mobilnya.
Aku suka aroma gunung saat aku sampai dipuncak gunung gede di malam tahun baru.
Aku suka aroma kegagalan karena darisanalah sebenarnya awal mula keberhasilan berasal.

Wahai jiwa-jiwa yang merindu, merindulah dengan sederhana.

Rabu, 11 Juni 2014

Guru

"Pantas saja," saat itu kuucapkan. Senja saat itu begitu membuat hari makin indah. Meski tidak ada cahaya matahari menembus awan yang dilengkapi dengan beberapa cahaya warna oranye, tetap saja sore itu indah. Kembali ke masa lalu.. 

Salah satu dosen Agribisnis IPB that i just took a photo of him to reflect about this posting ;P
Ku menyerah saja. Itu yang sering diajarkan oleh orang tuaku. Tapi ternyata itu adalah perkataanku saja, bukan yang diajarkan orang tuaku, ah atau sebaliknya? 

Akhir-akhir ini aku banyak membaca,.. dan menulis. Hal itu disebabkan tugas akhir yang belum rampung juga kuselesaikan. Aku bertekad pada suatu hari di hari kamis aku harus menyelesaikan sampai dengan subbab analisis fungsi tataniaga. Tapi kenyataan berkata lain, berkata kepadaku "jangan kau ganggu kebebasan saat ini kau harus menikmati dengan menonton, bermain gitar, melatih suaramu dan bersiap-siap untuk kesenangan beberapa hari selanjutnya." Dan seperti apa yang kenyataan pada umumnya menjadi kenyataan.

Selanjutnya terjadilah lagi seperti yang terjadi di hari sebelumnya. Kebetulan saat itu aku meraih satu sukses lagi. Singkatnya dosen pembimbing bilang, "silakan dibuat makalahnya saya tunggu bersama makalahnya dan lengkapi cover dan beberapa halaman awalnya." Hilang semua kelelahan dalam sekejap saja karena raihan pertama telah terpenuhi. Sesaat selesai aku solat, lewat lah seorang dosen. Disitu aku terhentak tanpa kata. Beberapa burung yang tadinya ramai, tidak memekikkan kicauannya. Sementara lagu dari angin bercerita tentang diam, mereka bercerita tentang damai no.42. "Berteman dengan butir waktu berpayung langit mendung.." 

Pantas mereka sangat disanjung. Pantas mereka dipuja. Pantas mereka diberi. Pantas mereka lelah. Pantas juga jika mereka marah. Ya, merekalah guru. Datang pagi  -  datang lagi sore, datang lagi malam  -  sudah pagi saja, mereka tetap jadi guru. Saat kita dapat merasakan beberapa pencapaian atas suatu hal yang hebat, mereka malah membantu kita. Saat kita dapat waktu untuk bersenang-senang, mereka masih juga memberi yang lain yang masih berjuang atas hal yang ingin mereka perjuangkan. Saat orang-orang mati dalam keadaan bersimpuh peluh akan perjuangan, mereka mati dalam bersimpuh peluh perjuangan orang-orang yang mereka bantu. Menurut saya menjadi guru bukanlah profesi, terlebih untuk memperkaya diri. Menjadi guru adalah panggilan hati, menjadi guru adalah memperkaya hati. Mereka bangga ketika orang lain menang, mereka senang ketika orang lain senang, mereka bangga ketika dapat berjuang mengeluarkan seluruh yang mereka punyai untuk dapat memberi kepada orang lain.






Oleh itulah aku ingin jadi guru. Semua orang bisa jadi guru. 
Tapi guru seperti apa? 
Aku ingin jadi guru, jadi guru yang ku maksud di atas.
Aku ALVA.
"Giving is receiving. This not just to favor, but all of you've received must be from your stuff.."

Senin, 09 Juni 2014

Pikiran

Perbuatan seperti ini banyak dilakukan oleh beberapa anak muda yang ada disekitar kita. Pikiran adalah dasar dari segalanya. Mungkin kau harus berfikir bahwa bagaimana cara mengendalikan pikiranmu agar terarah melalui berbagai rintangan hidup. Sebenarnya itu tak terlalu begitu penting agar pemikiran tidak membawa pikiranmu, karena beberapa pemikiran bukan datang melalui hati. Bukan juga melalui suatu pelarian dari hidup seseorang. Saya berikan satu pemikiran saja, entah nantinya kalian akan setuju atau tidak terhadap pemikiran ini. Ini adalah pemikiran dari kak azhar.
Sebab cinta tak cukup hanya dirasakan apalagi disembunyikan: dahsyatnya kekuatan cinta hanya akan merengkuh kita dalam keindahannya bila ia terkatakan dan terbuktikan. Maka, lupakanlah cinta! Lupakanlah cinta yang kita tak punya kemampuan untuk mengatakan dan membuktikannya. Lupakanlah cinta yang keindahannya hanya fatamorgana di padang pasir. Lupakanlah cinta yang bahkan kita masih ragu untuk menyebutnya cinta. Cintailah saja hal-hal yang akan kita memang sanggup mencintainya.
Fatamorgana adalah hal yang tidak jelas dan buram jika dilihat. Maka apakah pemikiran itu penting? Apakah penting itu harus dilakukan? Apakah melakukan itu sendiri berarti hal baik? Apakah hal baik adalah hal yang kau bilang baik? Dan pertanyaan hanya akan berputar-putar seperti itu.

Maka, memilih adalah pilihanku.

Saat memilih untuk tidak mempermasalahkan sesuatu ia akan tetap berjalan seperti biasanya. Saat memilih untuk tidak menangis, bahagia, menyesal, bangga dan berbagai kondisi lainnya maka saat itulah kau akan dibawa oleh pikiranmu. Pilihanku adalah aku berpikir. Salah satu kemampuanku itu adalah berpikir. Menjadi orang yang gila pun sebenarnya adalah pilihan dalam berpikir. Satu lagi yang kuminta, inti dari berpikir adalah permintaan, saat kau tak ada permintaan kepada dirimu maka kau tidak akan memilih berpikir. Pilihlah untuk membuat permintaan kepada pikiranmu. Sudahkah anda berpikir?

Source: TruthPhobia.com

Jumat, 06 Juni 2014

Definisi Rindu

"Darimanakah rindu berasal?"
"Dari apa ia diciptakan?"
"Siapa pula yang menciptakannya?"

Source: http://patonaifabian.blogspot.com/
Rasanya baru kemarin aku melihat seseorang melewati depan rumahku lalu ia membeli jajanan dari samping rumahku. Ia jauh-jauh berjalan kaki hanya untuk membeli beberapa jajanan yang biasa dibeli anak-anak sekolah dasar yang biasa bermain di sekitar rumahku. Aku berharap semoga pada saatnya aku akan tahu untuk apa dia membeli jajanan itu bersama beberapa temannya.

Rasanya baru kemarin aku merasakan sakit yang sulit untuk digambarkan. Perasaan dimana aku berputar-putar untuk memikirkan itu. Sakit di seluruh bagian kepala memang yang paling berat, itu memengaruhi seluruh tubuh. Tapi pada akhirnya entah rasa sakit itu hilang dengan sendirinya dibawa angin laut. Lalu angin laut membawa sampai ke puncak gunung dan memberitahu tentang rasa yang kemarin ingin ku gambar. Ia bilang aku melukis di atas kertas hitam. Pantas saja sulit sekali menggambarkan rasa itu sebelumnya. 

Siapa yang menciptakannya? Suatu hari di waktu istirahat, aku abaikan waktu. Melewati beberapa tanjakan dan rintangan layaknya seorang petualang untuk mencapai suatu puncak, hanya untuk melihatnya kembali, melihat punggungnya, hanya punggungnya, aku sampai harus melewati suhu dingin dulu, harus mempersiapkannya terlebih dahulu. Setelah sampai di puncak, disanalah asal mula keluarnya satu kekuatan, kekuatan berbagi, kumpulan rasa yang sebelumnya tak pernah sejernih itu. Banyak belajar darisana, namun memang seperti kebanyakan rasa lainnya itu hanyalah beberapa bagian dari kehidupan.

Lalu selanjutnya aku kembali jadi seperti orang labil, labil yang aku sendiri masih belum apa tahu definisi dari labil tersebut, seperti sekarang. Aku terbaring, bahkan untuk melihat sebuah gerobak sampah kukira adalah harimau, metamorfosa hidup seperti saat itu memang sangat tidak enak sekali, seperti menelan ikan busuk.

Kucari lagi dan yang kutemukan hanya kita yang berbincang lewat ruang yang bernama "tanya apa saja dan aku tak tahu siapa dirimu." Ya, kau membuat ruang itu. Lewat udara yang tak bisa berbicara, lewat langit yang tak kunjung juga menulis rindu. Bagaimana tidak, sepintas-dua pintas aku hanya bisa menggerakkan jari-jari ini utuk menulis beberapa pertanyaan untukmu, lalu perlahan menjadi percakapan. Dan yang terakhir, (aku malu mengatakannya) permintaan. Entah apa yang ada dibenakmu. Senang berenang kau berikan jawaban atas pertanyaan dari permintaan. Entah gelagat apa yang ada dibenakmu saat itu untuk menjawab pertanyaan dari permintaanku tersebut. Kau lebih tahu. Sekarang, aku tak tahu lagi. Apakah boleh aku memandang wajahmu dalam suatu foto.


Apakah aku berdosa? Aku tak tahu. Dan yang lebih gilanya lagi aku melakukan beberapa perubahan dengan fotomu. Perpaduan antara wajahmu dan pertanyaan dari permintaanku. Sepertinya aku tidak mungkin untuk melanjutkan tulisan ini. Lalu, selebihnya aku gantungkan kepada Tuhanku.

Ternyata Tuhan masih mencintaiku! Benarkah itu? Iya karena sesaat aku menulis tulisan ini, sesaat itu pula aku diingatkan kepada Tuhanku. Temanku berkata dalam postingannya, "If Allah guides you to remember Him. It's a sign that Allah loves you." -Ali bin Abi Thalib. Aku melankolis. Aku tak begitu mengerti. Maka aku menangis, entah rasa apa ini, aku sangat senang rasanya masih ada yang mencintai aku. Terlebih lagi Tuhanku sendiri yang mencintai aku. Jika aku menggambarkan seperti apa Tuhanku, engkau takkan tahu karena kau takkan bisa menyebutkan seluruh kebaikan-Nya satu persatu. Senang. Senang sekali! Aku pun berdo'a macam-macam malam ini. Semoga aku bisa mencintai-Mu sepenuhnya suatu saat nanti sebelum aku mati dan disaat aku mati. Lalu, aku rindu. Rindu pada aku yang dulu. Mungkin tidak, jika aku melanjutkan menjadi pejuang muhammad? Aku harus. Aku harus merapikan kenangan.

Tadinya aku ingin mengakhiri tulisan ini dengan kata-kata seperti berikut :
Aku kembali melihat perangkat teleponku dan yang kulihat lagi adalah wajahmu. Mungkin memang rindu itu tak terdefinisi. Darimana asalnya sekarang aku tahu. Dari Maha Pemberi Rasa Rindu itu jawabannya. Dan apa yang Engkau kehendaki, maka jadilah! Tuhan, aku rindu sekali padanya.

Kamis, 29 Mei 2014

Cita-Cita Kecil Si Anak Desa

Aku pernah punya cita-cita hidup jadi petani kecil
Tinggal di rumah desa dengan sawah di sekelilingku
Luas kebunku sehalaman akan kutanami buah dan sayuran
Dan di kandang belakang rumah kupelihara bermacam-macam piaraan
Aku pasti akan hidup tenang jauh dari bising kota yang kering dan kejam
Aku akan turun berkebun mengerjakan sawah ladangku sendiri
Dan menuai padi yang kuning bernas dengan istri dan anakku
Memang cita-citaku sederhana sebab aku terlahir dari desa
Istriku harus cantik lincah dan gesit
Tapi ia juga harus cerdik dan pintar
Siapa tau nanti aku akan terpilih menjadi kepala desa
Akan kubangkitkan semangat rakyatku dan kubangun desaku
Desakupun pasti mengharap aku pulang
Aku pun rindu membasahi bumi dengan keringatku
Tapi semua itu hanyalah tergantung pada-Nya juga
Tapi aku merasa bangga setidak-tidaknya aku punya cita-cita ..

Tapi aku merasa bangga setidak-tidaknya aku punya cita-cita.

Rabu, 19 Maret 2014

Keberanian Saja

Mungkin sudah banyak orang diluar sana yang bermimpi menjadi sesuatu, dengan cara sesuatu, dan harus melakukan sesuatu sesuatu lalu sesuatu. Tapi yang berkecamuk di kepala ku saat ini adalah kenapa masih ada orang-orang seperti saya, yang merasa belum pernah melakukan apa-apa dan hanya mrlakukan sedikit hal saja. Mungkin ini sudah ada ilmunya, aku baca di buku "langkah sejuta suluh" yg bercerita tentang langkah-langkahnya dalam mencapai mimpi itu dan yang harus kulakukan sekarang adalah menembus tembok ketakutan itu sekali lagi dalam hal yg berbeda. Semoga aku diberikan keberanian oleh Allah swt.

Aku sesaat berdo'a kepada-Nya sore ini.
"Allah berikanlah aku :
Kedamaian, agar hamba dapat melihat, memahami, menindaklanjut dan merespon dengan baik segala hal yang tidak dapat aku ubah.
Keberanian, agar hamba dapat melihat, memahami, menindaklanjut dan merespon dengan baik segala hal yang dapat aku ubah.
Kebijaksanaan agar hamba dapat membedakan perbedaannya."

And for the first, i want to thanks a lot to have You, as my Alva in my soul. There's no for-a-song for me, thanks Allah. For the first, let me say this.. bismillahirrohmanirrohim.

Sabtu, 08 Maret 2014

Panas

Aku sekarang sedang menulis.
Tadinya sudah 3 kali aku menulis sesuatu dengan judul yang sama dengan yang diatas.
1. Saya menulis satu tulisan mengenai seberapa kesalnya diriku setelah membaca tulisan seorang teman yang lulus dan saya menggambarkannya dengan kesal, senang, akhir dan susah. Perjalanan yang tak pernah aku bayangkan akan terjadi padaku dan aku hanya ingin menulis dengan akhir apa yang terjadi, terjadilah. Itulah akhir dari tulisan yang dihapuskan pertama kali.
2. Aku hanya menuliskan satu kata yaitu, "ternyata". Ternyata kata tersebut juga terhapus dengan segala macam kepringaian saya yang sangat tidak ingin merasa kesal karena poin pertama diatas. Memang saya sering menghapus apa yang sudah saya tulis termasuk tidak mempostingnya. Sudah berapa banyak tulisan di blog ini yang tersimpan di draft hanya sebagai pelampiasan amarah, kekesalan, kebahagiaan dan segala macam rasa terdapat didalamnya.
3. Terdiam dan bingung ingin menuliskan sesuatu tapi tidak ada yang ada dipikiran. Dipikiranku saat itu hanya sabar. Satu-satunya hal yang sering kulakukan. Damba satu buah manis dibelakang tapi itu hanya semu. Sementara beberapa angin meniupkan beberapa berita.
4. Ada bunyi telepon terdengar yang berdering dari telepon rumah saya, dengan tidak bergegas saya tidak langsung merespon telepon itu dan menunggu ada yang mengangkatnya. Beberapa detik terjadi maka saya yang akhirnya mengangkat dengan malas. Ini isi percakapannya :

Ssssalamuleeto,m | Waalaikumsalam | ini angku yah angku? | bukan.. | andung kalo gituu.. | bukan juga.. | ah angkuuu | Bukaaann.. | ma'dang bukan? | iyah hehe | Andung mana andung? | Mandi | Angku? | emm angku mana ya angku (sambil ingin meneriakkan kata angku), angku tidur kih | Aaaa (faqih sambil meneriakkan ke ibunya dan laporan seperti biasa setelah menelepon), buuuu angku lagi tidur aa andung agi mandii | (dalam hatiku, "haiah malah laporan doang ternyata hahaha) | yaudah faqih, entar sore kesana ya sama ibu ayah | iyaaaa qiih, emang ada gajah? (pancingku) | haaahh? gajaaahhh? Kudanil! | Singa! Harimau! Tikus! | Ah mendingan dinossaaus | hah jerapah? | engga makdaaangg, tapi dinosssaaausss | ih emang ada dinosaus udah metong | ih dinosaus ada di kereta kemaren | hah? Kan keletanya kecil gabisa dongg | tapi.. tapi.. faqih ada di keleta | Ohhh iya deh iya dinososis | amu amu amu amu salamuletom | Waalaikumsalam hahahaha

Begitulah adanya kadang Allah bisa memberikan kebahagiaan lewat hal-hal kecil lewat hal-hal yang tidak terduga, tapi sekarang yang ada dipikiran saya :
1. Saya belum mandi
2. Saya diperingatkan oleh ibu saya karena belom mandi dan kebiasaan mandi saya yg mepet azan
3. Saya mau mandi hahahahahaha


"Dan Nikmat TuhanMu mana lagi yang dapat kau dustakan." --Allah swt.

Kamis, 13 Februari 2014

Suatu hari dimana pagi tak dimulai dengan yang baik

Aku ingin menulis. Menulis segala hal yang ada dipikiranku. Semuanya. Tapi aku tak tahu bagaimana caranya untuk menulis yang baik. Bagaimana aku bisa menuangkan yang ada di dalam kepala. Semua hal ini berputar-putar di kepalaku. Semuanya hanya bisa aku pikirku dalam perjalanan. Sementara lagu terus menjadi pencurahan isi hati ini. Padahal aku tahu satu hal mengenai lagu. Kembali lagi aku ingin menulis. Satu hal yang tak bisa kuungkap dan kusibak bila aku berbicara. oleh karenanya aku hanya menulis seperti ini. Sampai nanti aku akan menyingkapnya dengan suatu pekerjaan dan hal yang dilakukan oleh hati ini. Sementara saat ini aku terus memikirkan bagaimana masa depanku nanti? Bagaimana dengan mimpi-mimpi yang aku junjung tinggi itu? Aku butuh seseorang yang mendukungku. Tentunya bukan orang seperti diriku yang hanya bisa mendukung dengan keinginan tapi tidak dengan tindakannya. Tentu, aku bukan orang yang seperti itu. Aku seperti orang putus asa Tuhan. Tuhan, Engkau selalu menjadi pelipur hati, pelipur saat aku bahagia, saat aku terpuruk, saat aku kebingungan seperti saat ini, saat aku berbuat baik dan buruk. Hanya saja aku belum juga melakukannya dan terus saja hanya memikirkannya. Oh Tuhan, aku tak bisa berhenti memikirkannya. Semua, semua hal ini yang tak ada artinya jika tidak dilakukan. Bahkan dengan pepatah, "orang yang tidak bekerja adalah orang yang tidak mau, orang yang bekerja adalah orang yang mau. Selanjutnya dengan pepatah-pepatah dan kata-kata lainnya. Hanya saja aku terus melakukan yang terbaik dan yang bisa kulakukan. Beribadah: solat, dzikir, do'a, sedekah, memberi dan sabar. Aku hanya bisa bergantung padaMu sekarang ya Allah. Semoga suatu saat aku menemukan kemanisan iman yang abadi. Yang Engkau sebut-sebut dalam Al-Qur'an dan Sunnah. Sementara sekarang aku masih terus seperti ini. Jika hanya ini yang bisa kulakukan, akan kulakukan. Aku melakukan sesuatu ... Aku sedang belajar

nb: begitu nikmatnya diberi ya Allah, terimakasih ya Allah (dan tiba-tiba setan kembali ...)



to be continue ...

Jumat, 31 Januari 2014

Membangun “Ekonomi Daerah” melalui Potensi Alam dan Potensi Sosial Masyarakat

Berkenaan dengan tema “Optimalisasi Peranan Kelembagaan dalam Pemerataan Pembangunan Indonesia” yang terkandung dalam pesan (artikel) berjudul “Impian: Konferensi di Kalimantan” dan “Kerjasama Pusat-Daerah” di www. darwinsaleh.com, saya berpandangan bahwa saya setuju karena kelembagaan yang baik akan memberikan dampak positif pula kepada masyarakat disekitar daerah tersebut agar mampu membangun daerah mereka.
                Indonesia adalah negara agraris yang terdiri dari banyak pulau dan kepulauan serta didukung dengan sumberdaya perairan. Indonesia mempunyai wilayah yang sangat luas yang membentang dari barat ke timur sepanjang 5.110 km dan membujur dari utara ke selatan sepanjang 1.888 km. Dengan wilayah seluruhnya mencapai 5.193.252 km2 yang terdiri atas 1.890.754 km2 luas daratan dan 3.302.498 km2 luas lautan. Luas daratan Indonesia hanya sekitar 1/3 dari luas seluruh Indonesia sedangkan 2/3-nya berupa lautan. Data ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan hasil agrarianya.
                Ekonomi sosial pertanian sudah tidak dipungkiri lagi merupakan suatu hal yang membawa berkah bagi masyarakat di Indonesia karena sebagian besar masyarakat Indonesia yang berpenghasilan mengengah ke bawah, mayoritas di dominasi oleh masyarakat petani. Apabila kita menelaah hasil dari pertanian kita jelas sudah erat kaitannya dengan adanya kemiskinan di Indonesia karena petani sering dikaitkan dengan istilah kemiskinan. Penghasilan petani di Indonesia masih rendah karena adanya kelembagaan yang kurang memihak kepada para petani dalam penyediaan modal. Hal ini disebabkan lahan yang mereka miliki hanya sekitar 0,3% dari luas lahan. Tentu ini pukulan keras bagi para pemimpin pusat maupun pemimpin-pemimpin daerah di Indonesia. Apa jadinya bangsa ini tanpa petani.
                Sebaliknya pertumbuhan teknologi perindustrian di Indonesia semakin berkembang pesat yang sangat didukung oleh pemerintah. Salah satu faktor pendukungnya dalah karena adanya Repelita (Rencana Pembangunan Lima Tahun) yang mengarahkan sektor industri sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi Indonesia, pencipta lapanan pekerjaan baru, sumber peningkatan ekspor dan penghematan devisa, penunjang pembangunan daerah, penunjang pembangunan sektor-sektor lainnya serta sekaligus sebagai wahana pengembangan dan penguasaan teknologi.
                Walaupun pada awalnya Repelita berbicara pemenuhan kebutuhan dasar dan penekanan pada sektor pertanian, akan tetapi hal ini hanya dilakukan dalam waktu 5 tahun pertama yaitu pada Repelita I. Sedangkan suatu pembangunan pertanian tidak cukup hanya dibangun dan direncanakan hanya dalam waktu 5 tahun. Kita seharusnya tidak hanya mempunyai rencana 5 tahun ke depan, akan tetapi harus memiliki rencana pembangunan yang lebih matang dan direncanakan dalam waktu 60 tahun ke depan agar Indonesia dapat memiliki masterplan jelas dan tentunya harus dilaksanakan dengan taat dan penuh ketegasan. Sudah ada contoh tentang kejadian dari ketidaktegasan dalam suatu pembangunan dan pengelolaan, yaitu mengenai masterplan yang dijalankan dengan baik, penuh ketegasan dan ketaatan. Saya mendapatkan cerita dari ayah saya mengenai masterplan pembangunan ibukota Jakarta,  dan ibukota Kuala Lumpur. Ayah saya menginformasikan kepada saya bahwa dahulu saat ia masih duduk di bangku kuliah Jurusan Teknik Sipil ia sering diberitahu beberapa hal mengenai pembangunan bahwa Indonesia dan Malaysia memiliki masterplan yang sama dalam pembangunannya. Pada kenyataannya pada saat ini Indonesia tertinggal jauh oleh rekan se-“masterplan”-annya karena kurang tegas dalam membangun ibukota sehingga masterplan tidak dijalankan dengan baik.
                Industri dan pertanian merupakan sektor yang saling mendukung untuk membangun bangsa dimana harus ada keselarasan sistem yang baik dari pemimpin Indonesia. Jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya, Indonesia jauh lebih unggul disbanding dalam hal Sumber Daya Alam. Namun, Sumber Daya Alam Indonesia yang begitu luas ternyata tidak menjamin majunya bisnis pertanian di Indonesia. Misalnya saja dalam hal pemenuhan kebutuhan garam  Nasional, Indonesia masih perlu mengimpor, padahal panjang garis pantai Indonesia terpanjang keempat di Dunia. Kembali ini menujukkan lemahnya keprihatinan untuk membangun sistem khususnya pertanian. Saya sendiri kurang suka membanding-bandingkan dengan negara lainnya, akan tetapi contohnya saja Denmark yang bukan salah satu negara agrarian dapat meningkatkan hasil ekspor pangannya. Hasil pangan Denmark naik dapat meningkat dua kali lipat dalam 12 tahun dari tahun 2000-2012. Badan PBB juga memproyeksikan bahwa produksi pangan harus ditingkatkan 70% dalam empat puluh tahun ke depan atau tepatnya pada tahun 2050 untuk menyeimbangi penduduk dunia, bila hal ini tidak dilakukan maka 370 juta orang akan menghadapi ancaman kelaparan pada tahun tersebut. Tentunya semua fenomena ini memanggil Indonesia sebagai negara agraris untuk meracik, menanggap dan merespon. 
                Tentunya bukan hal yang mudah untuk membangun bangsa jika hanya melihat dari sebagian sudut mata saja masih ada sektor perindustrian, perdagangan, hubungan luar negri, keamanan negara, pendidikan, keagamaan, keuangan, kehutanan, perhubungan, kesehatan, komunikasi, lingkungan hidup dan lain-lain. Akan tetapi beberapa yang ingin saya dijelaskan dalam artikel ini adalah adanya keharmonisan dan keselarasan dalam dan antar sektor akan mencapai suatu titik temu jika kita memiliki pemimpin berjiwa cerdas. Saya memberikan contoh kepada adanya akar permasalah pertanian yang belum tuntas menurut kacamata studi saya. Impian Konferensi di Kalimantan mempertegas suatu hal bahwa ketertinggalan infrastruktur di daerah-daerah Indonesia yang masih sangat-sangat rendah. Pelik mendengar kabar bahwa keindahan alam Kalimantan terlupakan karena kekurangan infrastuktur dan fasilitas-fasilitas yang masih jauh bila dibandingkan dengan infrastruktur dan fasilitas-fasilitas yang ada di Bali mengingat potensi yang dimiliki oleh Kalimantan. Justru seharusnya di daerah terkait tersebut dibuat fasilitas dan infrastruktur yang memadai untuk mengadakan acara seminar dan konferensi-konferensi. Karena jelas sudah yang memiliki potensi adalah pulau Kalimantan, akan tetapi malah arah pembangunan bukan disalurkan kepada daerah yang memiliki potensi tersebut.
                Seiring dengan kejadian yang ada di daerah seperti saat ini mendukung untuk pengadaan integrasi antar pusat dan daerah yang disampaikan sebelumnya bahwa jika kita melihat di luar negri maka orang-orang luar negri memulai dari bawah, dari akar permasalahan yang pokok dan urgent bagi masyarakat yaitu kesejahteraan masyarakat itu sendiri. Pembangunan/pengembangan industri pangan akan membantu terciptanya lapangan pekerjaan sekaligus terciptanya ketahanan pangan. Jika mereka merasa diperhatikan maka akan tumbuh kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap pemerintahannya bahwa mereka sedang bekerja untuk rakyat. Seiring dengan pernyataan ini maka akan membangkitkan sekaligus mengembalikan kencintaan masyarakat kepada bangsanya sendiri. Banyak perusahaan swasta yang telah menerapkan sistem yang baik pada perusahaannya dengan sistem padat karya. Contohnya saja perusahaan pemulia benih jagung di Sumatera Barat, PT. Citra Nusantara Mandiri. Mereka mengajak para petani untuk menanam jagung agar jagung yang telah petani tanam di jual kepada perusahaan tersebut dengan harga yang telah ditentukan sebelumnya, akan tetapi input pertanian seperti pupuk, obat tanam, benih dan alat disediakan oleh perusahaan. Itu juga saat hasil panen tiba, hasil panen langsung dijemput oleh perusahaan sehingga petani tidak usah repot-repot untuk mengirim hasil panen ke perusahaan. Dan pekerja pemipil dan grading benih jagung dilakukan oleh tenaga manusia, tentunya dengan manajemen yang baik dan terintegrasi. Seharusnya perusahaan pemerintah dapat meniru dan mengadopsikannya ke perusahaan milik pemerintah itu sendiri.
      Selain itu, terdapat isu-isu dan pengembangan yang harus diketahui dan dilaksanakan strategi pengembangannya seperti Asean Economic Community 2015, pemaksimalkan menjadi kunci untuk pengembangan dan perambah pasar internasional.
Dari hal di atas kembalilah kita ke artikel pertama kita bahwa jangan sampai Sumber Daya Alam yang berlimpah ini tidak didukung dengan adanya kekuatan sosial hanya karena kurangnya peran kelembagaan dari pemerintah untuk membangun daerahnya masing-masing. Agar kita dapat membangun Indonesia mulai dari bawah, dari akar. Perubahan menjadi harga mati untuk membangun bangsa ini, jika tidak mulai dari kerikil kecil maka tidak akan ada gunung di bumi, jika kita tidak mulai dari bawah dari bagian terkecil maka takkan ada bangsa yang Berjaya. Mari kita temukan jalan ajaib untuk menuju impian kita “Indonesia: Negara Maju.”


“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti lomba blog dari www.darwinsaleh.com. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan merupakan jiplakan”.

References:
1. id.wikipedia.org
2. www.bbc.co.uk

Kamis, 17 Oktober 2013

Air

Suatu hari di sebuah negeri kering kerontang meradang tak setetes pun air disana.
Ada seorang bocah tak kenal menyerah berjalan kaki ke barat demi setetes air untuk negeri.
Tiba di tepi danau dengan air yang bening tetapi air tak dapat disentuh sesosok burung tegap menjaga.
"Wahai nak sang bocah kecil silakan ambil air untukmu dan negerimu, jika mampu menjawab pertanyaanku!?"
Makhluk apa yang harus dicari? adalah sebuah ilmu
Makhluk apa yang susah dibendung? adalah sebuah nafsu
Makhluk apa sahabat sejati? adalah sebuah jiwa
Makhluk apa yang paling mulia? adalah sebuah syukur ikhlas.
"Wahai nak sang bocah kecil silakan ambil air untukmu dan negerimu, semoga negeri tak lagi kering kerontang."

karya: mas muh

Minggu, 13 Oktober 2013

Tekanan

Seperti biasa di pagi hari biasanya saat bangun duduk sebentar dan bertanya atas apa yang terjadi semalam, dan pertanyaan yang paling efektif untuk menjawab pertanyaan diatas adalah "ada dimana aku sekarang?" Untung saja ternyata aku masih tahu bahwa aku terbangun di kamar kontrakan ku sendiri dengan barang yang berserakan dimana-mana aku jadi ingat yang terjadi semalam sebelum aku tidur juga sebelumnya dan sebelumnya lagi. Ketika semua orang belum terbangun karena kejadian semalam aku mengambil wudhu ditemani rasa takut yang sedikit menyelinap masuk ke dalam pikiran, lalu aku sholat shubuh. Setelah itu kepalaku langsung pusing kembali karena mengingat kejadian semalam tak pernah sebelumnya aku sepusing ini, mungkin karena satu atau dua hal yang menyelinap kembali dengan rasa senang, kesal, sampai rasa hirau yang memang biasa aku pikirkan. Pagi ini aku rasanya tak mau pulang ke rumah, bukan karena hari ini aku banyak pekerjaan yang mau aku selesaikan dulu di kampus tapi karena suasana yang terbayang yang akan terjadi saat aku pulang. Saat ayah-ku meneleponku, aku tak mau angkat, aku melanjutkan saja pekerjaan yang sia-sia yang sedang aku kerjakan lalu terlintas kembali perang di kepala. Tekanan, tak hilang-hilang, tak mau jauh yang rasanya dari kerongkongan ku sampai ke ubun-ubun kepalaku. Begitu pekerjaan yang sia-sia itu selesai aku diam dan mengambil se-sachet milo dan susu kental manis minuman favoritku saat ini yang diberi es batu. Sebelumnya aku terbiasa membeli di warkop, kebiasaanku ini tentunya tak lepas dari peran temanku yang memesan milo dingin di kawasan mancur bogor lalu aku coba dan rasanya enak. Dari situ aku terobsesi akan milo yang seenak ditempat itu karena sebelumnya aku coba memesan rasa milo tak cocok bagiku tapi di warkop itu rasanya enak! Setelah berkelana dari warkop ke warkop akhirnya aku temukan rahasia dibalik kesuksesan menjerat lidahku dari warkop mancur. Adalah rahasianya dicampur dengan susu kental manis. Setelah minum segelas es milo susu kental manis, aku meluncur meninggalkan kontrakan dan mengunci segala hal yang bisa dikunci karena rumah akan ditinggal selama 3 hari ke depan. Sampai saat itu kepala ku masih tak bisa bergeming untuk memberikan suruhan kepada wajahku agar tersenyum sedikit saja. Aku berharap semoga angin jalanan bisa meneduhkan hati dan pikiran ini. Dan ternyata it's not working in a long time! Cuma beberapa menit setelah merasakan adanya perubahan suasana dari rumah dan jalanan yang ternyata bisa sedikit merubah suasana hati dan pikiran ternyata harus kembali ke kondisi hujan dan penuh petir. Di perjalanan hanya ada pikiran apa yang akan aku lakukan jika sampai di rumah, mungkin tidur, atau mungkin makan. Kedua opsi itu ide terburuk yang pernah aku ciptakan sepanjang hidupku. Membeli sebungkus mie ayam bakso telor mas no adalah opsi nyataku, dengan alis mata yang masih terus bertemu tak mau berpisah bagai sepasang kekasih yang sedang dimabuk cinta. Aku sampai di rumah, mencium tangan ibu, tak ku termukan ayah langsung aku kebelakang memakan semangkuk mie ayam bakso telor mas no dengan tangan yang bekerja lebih banyak daripada mulut jadi kuah yang berserakan dimana-mana. Setelah ashar aku tak tau bagaimana kejadiannya aku tertidur di lantai kamarku, ajaib tepatnya sampai-sampai aku bermimpi ada om jet dan bundo yang mengunjungi rumahku. Ketika bangkit dan pergi keluar ternyata mimpi jadi kenyataan! Om jet dan bundo ada di rumahku, ada ayah juga yang seingatku dalam mimpi aku mencium tangan ayah dengan usaha yang lebih banyak dari biasanya karena ia hanya datang ke kamarku lalu ia keluar dan aku datangi dia sambil memanggil namanya dua kali. Ingatkah kalian kemana tekanan itu pergi?

"Allah knows best, we don't." -teman saya

Yang harus diketahui adalah lakukan saja apa yang harus dilakukan berdasarkan perintah-perintah dan larangan-larangannya, dan Allah akan menunjukkan jalannya.

Selasa, 03 September 2013

Banyak Judul

"Begitu banyak cerita bermanfaat selama satu bulan liburan ini sampai-sampai bingung ingin cerita apa. Satu yang lengket di otak, beberapa penggal kata dari bapak dahlan iskan, 'Kerja! Kerja! Kerja!' dengan tambahan kata 'hehe..' dibelakang kalimat yang menjadi ciri khasnya, aku terinspirasi olehnya. Terima kasih bapak dahlan iskan. Semoga suatu hari nanti aku dapat berdiskusi dengan beliau, banyak sekali yang ingin kudiskusikan denganmu, pak."

Selasa, 06 Agustus 2013

Sepenggal Cerita dari Bapak Dahlan Iskan

Sepulang sekolah, ketika kewajiban menyabit rumput sudah kutunaikan, aku berkemas dan bergegas ke langgar. Zain dan anak-anak Kebon Dalem beramai-ramai ke langgar. Bapak sudah menunggu di depan pintu, senyum teduhnya menyambut kami. Ceruk matanya semakin dalam, cahaya matanya tak secerah semasa Ibu masih ada. Rasanya Bapak begitu cepat menua. Setelah kami duduk melingkar di dalam langgar, Bapak mendeham dan mengangguk-angguk penuh semangat.

"Siang ini bapak akan bercerita."

Kami bersorak. Lalu, terdiam begitu Bapak mulai mendeham.

"Suatu ketika, seorang lelaki miskin dari kaum Anshar mendatangi Rasulullah saw untuk meminta sedekah agar keluarganya bisa makan hari itu. Sahabat-sahabat yang sedang duduk di sekeliling Rasulullah saw terkejut mendengar permintaan lelaki itu, karena zaman itu jarang ada yang datang meminta makanan kepada beluau. Namun, Rasulullah saw tersenyum lembut dan bertanya apa saja barang yang dimiliki oleh sang Peminta-minta itu. Lalu, lelaki itu menjawab bahwa di rumahnya dia masih mempunya selembar baju yang sedang dijemur dan sebuah gelas. Kemudian, Rasulullah saw meminta lelaki itu untuk mengambil kedua barang itu."

Kami mendengarkan dengan penuh sukacita. Bapak adalah pencerita terbaik di Kebon Dalem, kisah-kisah yang dituturkan oleh beliai bukan sekadar riwayat usang atau dongeng pengantar tidur semat, melainkan serangkaian hikayat yang mengandung banyak hikmah. Lewat nada suara yang teratur tinggi-rendahnya dan miumik wajah yang penuh pikat, Bapak mengajari kami bagaimana semestinya menjalani kepeedihan hidup di tengah kemiskinan, layaknya orang-orang miskin, dahulu, bertahan hidup dan melalui kepedihan itu dengan tabah dan tawakal. Seperti itulah cara Bapak mendidik kami, lewat cerita-cerita mengguagah. Taka ada dia ntara kami yang pedulu apakah kisah-kisah beliau tuturkan benar-benar pernah terjadi atau sesungguhnya rekaan semata. Bahi kami, dongen Bapak, setara dengan menamatkan pembacaan sebuah kitab bunga rampai yang sarat makna.

Beliau menarik napas dan menatap kami satu demi satu. Lalu, bercerita lagi.

"Taklama berselang lelaki itu datang membawa dua barang miliknya, selembar baju dan sebuah gelas, lantas menyerahkan dua barang itu kepada Rasulullah saw. Dengan mata berbinar-binar, Rasulullah menanyakan harga barang di tangannya. leleaki itu dengan tegas menjawab bahwa dulu dia membelinya seharga saru dirham. Lantas, Rasulullah saw menawarkan dua barang itu kepada sahabat-sahabat yang sedang duduk mengitarinya. Pada tawaran pertama, belum ada seorang sahabatpun yang bersedia membeli barang itu dan langsung membayarnya dengan tunai. Uang hasil pembayaran pun diserahkan oleh Rasulullah saw kepada lelaki itu."

Kami menunggu terusan kisahnya ketika Bapak berhenti sejenak mengambil napas.

"Kata Rasulullah saw, 'Belilah makanan untuk anak-istrimu dan sisanya kau belikan perkakas agar kau bisa mencari nafkah. Setelah lima belas hari, kau kemari lagi.' Lelaki itu segera berlalu. Seorang sahabat mempertanyakan keputusan Rasulullah saw meminta lelaki itu agar menjual sisa harta yang dimiliki, tapi Rasulullah saw tak menjawab kecuali dengan senyuman."

Nanang terpana. "Terus, bagaimana nasib lelaki itu, Pak?" cetusnya.

"Lima belas hari kemudian, lelaki itu datang lagi menghadap Rasulullah saw dengan membawa lima belas dirham dari upahnya bekerja dengan menggunakan kapak."

Sungguh kisah yang seketika mengobarkan semangat kami, anak-anak miskin Kebon Dalem, agar lebih gigih bekerja. 

"Kalian bisa memahami makna kisah ini?" tanya Bapak.

Nanang terkesima, Kadir terpana, aku menganga.

"Kita harus berusaha sendiri," tutur Bapak lagi. "Kita harus mencari, bukan berleha-leha menunggu belas kasihan orang lain. Kalian punya domba atau kerbau, piara sebaik mungkin, tawakal dan bersyukur, rezeki akan datang dengan cara yang bisa jadi tak pernah kalian duga. Jadi, bergembiralah. Tak perlu berkecil hati karena hidup kita yang miskin seperti sekarang."

Sabtu, 27 Juli 2013

"Apa keberhasilan terbesar dalam hidup anda?" jawabnya.. "Bersyukur"

Pagi ini sangat tenang melihat hidup masih dapat dipertemukan dengan ramadhan di desa tugu utara yang indah. Cumi asin menyempati untuk singgah di perut kami untuk sahur kami. Setelah sahur saya langsung melaksanakan shalat subuh berjamaah. Karena hari ini hari minggu saya berencana untuk pergi keluar bersama teman-teman untuk refreshing karena sudah lama rasanya kami tidak keluar melihat matahari untuk bersenang-senang. Seketika terlintas di benak untuk berkunjung untuk bermain di taman matahari, puncak. Sebelum kesana kami bersiap-siap untuk pergi disana. Seketika pula teringat bahwa teman-teman kami, mahasiswa/i universitas indonesia mengakhiri k2n-nya di desa yang sama tak jauh dari rumah kami menginap. Saya menyempatkan untuk menghubungi mereka. Dulu mereka datang diantar dengan bus kuning ui, begitupun pulangnya dan ternyata mereka sudah pergi dari jam 06.00 pagi.

"Selamat bertemu lagi teman-teman ui," ucapku kepada mereka. "Mereka bertanya kenapa selamat bertemu, yan?" "Kalo menurut gue perpisahan itu adalah pertemuan hehe hati-hati ya kalian semoga selamat sampai tujuan dan banyak banget terimakasih karena kalian gue banyak belajar hidup haha ^^" 

Sedikit menceritkan kegiatan mereka di desa tugu utara hampir mirip dengan fem mengajar yang pernah saya lakukan, sejenis pengorganisasian masyarakat melalui pengelolaan lingkungan. Mereka melakukan pemanfaatan, pengklasifikasian, pengelolaan sampah, edukasi anak-anak, edukasi warga, dan advokasi pengadaan tps. Undangan untuk perpisahan bersama anak-anak dan ibu-ibu warga juga ada beberapa warga bapak-bapak yang ikut kami hadiri, entah mengapa disitu saya menjadi diri saya, anak-anak, ya anak-anak disitu terasa sangat bahagia melalui rangkaian acara perpisahan dan buka puasa bersama. Saya dan teman-teman gladikarya setidaknya sedikit berguna untuk menyiapkan acara buka puasa bersama disana.

Kebersamaan, hanya itu sebenarnya yang kucari selama ini. Karena dengan bersama kita merasa bahagia, karena dengan memahami kekurangan orang lain dan menyadari kekurangan diri sendiri, hidup terasa lebih indah. Daripada sendiri dan bahagia, daripada sendiri dan kaya raya, daripada sendiri dan kenyang, lebih baik bersama dengan segala kondisinya.

Hari rabu dan kamis adalah hari bersejarah bagi buku berjari saya, hal ini karena hari itu saya bertemu teman akselerasi saya di smp dan bi'ah shalihah di sma sejenis organisasi rohis. Dua dunia yang jelas berbeda tentunya haha, satu bercerita tentang hidup yang dijalani dan yang satunya bercerita tentang bersenang-senang. Mengapa? Sedikit kuceritakan itu karena teman aksel adalah sekelompok orang-orang jenius (tidak termasuk saya tentunya haha), mereka adalah orang yang berusaha dengan sedikit tenaga yang bisa menangkap ikan seberat 1 ton, mereka dianugerahi kecerdasam diatas rata-rata yang membuat orang-orang seperti saya bisa melongo, tak tahu otak mereka dibuat dari bahan-bahan apa yang jelas sangat berbeda dengan dunia sma yang kutemui, duniaku, dunia kerja keras, lebih nyaman tentunya menjadi diri saya. Dengan semangat dan mimpi-mimpi seperti orang pada umumnya. Melihat teman-teman saya yang tumbuh besar tak percaya rasanya sudah ada yang lulus kuliah bahkan sudah berencana meminang seorang gadis. Kami banyak berbagi disana, berbagi kehidupan yang berbeda-beda semakin memantapkan diri saya akan kehidupan. 
Reuni Aksel 6 "Kapak", sayang foto reuni sma gaada ~

Ada lagi yang masih ingin kuceritakan pada kalian. Gapoktan "bunga wortel" desa citeko, sebuah nama yang ketuanya bernama bapak haji ukar. Pak haji sebenarnya bukan pendiri dari gapoktan ini tapi karena kesibukan ketua gapoktan yang pertama, ia mengundurkan diri dan pak haji ukar diangkat menjadi seorang ketua gapoktan di desa citeko tersebut. Sosok yang enerjetik, tegas, ramah, lembut, organisator, semangat, dan yang paling penting adalah shaleh, membuat gapoktan ini sangat berbeda dengan gapoktan lainnya. Semangat beliau menjalar sampai ke berbagai pelosok, ke dalam diri saya tentunya. Ia merupakan ketua poktan sawah lega, ia juga seorang pps (penyuluh pertanian swadaya), berkatnya pula gapoktan bunga wortal menjadi markas p4s (pusat pelatihan pertanian dan pedesaan swadaya). Disana beliau berbagi cerita dengan saya dengan sangat semangat membuat bulu kuduk saya merinding. Mulai dari poktan yang ia buat, pembentukan gapoktan, strategi dalam pengorganisasian, hobby-nya dalam dunia pertanian dan berbagai tanaman, bantuan yang datang silih berganti untuk membantunya, semangatnya mencari ilmu, ketekunannya menata hidupnya, menjalar sampai ke dalam hati. Inilah sebenarnya hamba Allah, seketika aku teringat akan ayah saya di rumah, beliau hampir mirip karena pak haji ukar ini menanam berbagai jenis tanaman di dekat rumahnya seperti wortel, cabai, serai, daun bawang, nangka hasil stek batang, kumis kucing, berbagai tanaman hias, pisang, tomat, dan jamur! Nanti akan saya sedikit ceritakan tentang rumah jamur yang ada disana hehe. Selain itu ia juga memiliki beberapa burung peliharaan, dan ayam. Setidaknya ada juga 11 ekor ikan lele di kolamnya. Ketiga jenis pertanian tersebut mulai dari tanaman, ternak, dan ikan ia pelihara dalam taman seluas 6x6 meter, karena itu taman itu menjadi sangat hidup.

Pernah satu hari ia kedatangan tamu dari lipi (lembaga ilmu pengetahuan indonesia) datang tidak diundang hanya tiba" saja kata beliau, mereka berbincang beberapa menit lalu masuk ke perbincangan inti. "Pak haji, disini kurang apa pak kira-kira?" "Kalau disini mah taneman ada tuh banyak di taman, kalau ikan yah punya lah 10-11 biji di kolam kecil itu hehe paling yang ngga ada jamur pak yang kayak di tugu utara" "Oh kalau gitu mau gak bapak saya kasih alat dan barang" untuk ngebuat rumah jamur dan berproduksi" "Oh saya mah mau banget pak." setelah perbincangan itu orang lipi akhirnya pulang, dan seminggu kemudian datang alat pengepres seharga 5 juta rupiah beserta bambu" bahan pembuat rumah jamur. Yah kedatangan dari lipi itu terjadi karena kecintaan dan ketekunan pak haji ukar. Tanpa ku sadari ternyata aku telah masuk ke dunia ku sendiri, ke dunia ayahku, aku juga punya banyak tanaman di halaman rumahku, mulai jagung, sereh, kunyit, melon, jambu, dan banyak tanaman hias lainnya, tanpa sadar aku sadar inilah duniaku. Menemukan duniaku.

Masih banyak cerita yang belum kuketahui, masih banyak tempat yang belum kujelajahi, terlalu banyak. Izinkan aku untuk bersyukur sekali lagi ya Allah, izinkan aku untuk bersyukur sepanjang hidup ya Allah, izinkan aku untuk berguna untuk orang lain, sedikit, tak apa, yang penting berguna, dengan begitu aku akan mengerti diri-Mu yang Maha besar dan aku yang maha kecil. Agar aku lebih baik dari kemarin, agar aku bisa bertemu dengan dirimu lagi entah di kesempatan apa-kapan-dan-dimana, dengan cara-Mu ya Allah tak dengan cara yang lain, tidak dengan kesombongan yang tak terlihat, semoga ya Allah..

Akhir kata saya ucapkan terimakasih dan..


"dunia itu luas!" 
--jari bergerak

Oh iya untuk jalan-jalannya di tunda dulu deh, cucian buanyak! hehe.. salam bergerak!

Rabu, 26 Juni 2013

Catatan Gladikarya 4

Hari keempat (Rabu, 26 Juni 2013)
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh :) pagi ini saya memulai segalanya. Mulai dari bangun, mandi, dan memasak saya orang yang pertama kali melakukannya padahal saya kurang tidur sebenarnya. Saya memasak sayur jamur asam pedas, ya lumayanlah untuk orang yang pertama kali membuatnya. Agenda hari ini kami akan menjajaki BP3K (Badan Penyuluh Pertanian Perikanan dan Kehutanan) untuk melakukan banding terkait kasus-kasus yang sudah kami dapati selama 2 hari ini. Kami mendapat informasi dari pak camat agar mengunjungi BP3K pada pukul 09.00 dan BP3K untuk kecamatan cisarua dan mega mendung terletak tepat di sebelah Kantor Kecamatan Mega Mendung jadi kami memulai berangkat lebih pagi dari biasanya. Daerah untuk mencapai kantor kecamatan juga sulit untuk dijangkau karena terletak di daerah jalan tikus, tidak seperti kanor kecamatan cisarua yang letaknya tepat di sebelah jalan raya puncak. Hanya saya dan novita yang pergi menuju kantor BP3K.

Sesampainya di kantor BP3K kami hanya dapat menemui penjaga dari kantor BP3K, kang dudu, karena pak edi ketua BP3K yang ingin kami temui ternyata sedang melaksanakan rapat di kantor BKP. Akhirnya kami berbincang dengan penjaga kantor yang ternyata sedikit banyak memilki beberapa informasi bahwa kantor BP3K akan pindah ke daerah sukatani. Beberapa informasi yang menempel di dinding pun kami catat. BP3K ini menaungi 2 kecamatan yaitu kecamatan megamendung dan kecamatan cisarua yang berkoordinasi dengan UPT Ciawi. Menurut kang dudu ini BP3K lebih terkonsentrasi pada penyuluhan kepada petani, sedangkan untuk urusan teknis diserahkan kepada petani langsung dan beberapa pihak terkait salah satunya UPT yang menaungi 3 kecamatan, kecamatan ciawi, kecamatan mega mendung, dan kecamatan cisarua.

Kami langsung memutuskan untuk kembali pulang karena ada beberapa rumusan yang ingin kami diskusikan. Perjalanan yang panjang dan juga kemacetan membuat kami lelah dan memutuskan untuk istirahat terlebih dahulu sebelum berdiskusi. Setelah beristirahat selama kami makan siang terlebih dahulu lalu melaksanakan diskusi dan bmendapatkan beberapa rumusan. Kami merundingkan program apa yang akan dibahas dan diusung dari kegiatan gladikarya ini dari pengamatan yang telah kami lakukan selama 2 hari ini. Akan tetapi hal tersebut masih belum dapat merumuskan hal ini karena masih terlalu dini dan suasana rekreasi sangat pekat disini sehingga beberapa teman saya terdiam haha.

Agenda selanjutnya yaitu mengunjungi RW, Kepala Desa, dan tokoh masyarakat seperti alim ulama, kami masih belum dapat menemui mereka pada hari pertama melaksanakan gladikarya karena banyak padatnya aktifitas yang mereka jalankan. Jadi kami baru dapat menemui mereka di rumah mereka pada malam hari. Pertama kami mengunjungi RW 04 ditemani oleh bapak beni ketua RT kami karena akses untuk menjangkau rumah beliau sangat jauh bila di tempuh dengan berjalan kaki apalagi di malam hari. Selama perjalanan mindset kami tentang warga yang individualistis menghilang dari kepala kami karena di RT 01 sedang melaksanakan pengajian, dan lebih banyak penduduk asli yang bertempat di daerah tersebut. Sesampai di tempat kami disambut hangat oleh ketua RW dan istrinya dengan air hangat pula. Setelah berbincang-bincang beberapa saat ternyata ketua RW 04 memiliki hubungan erat dengan bapak beni karena pak nanang yang baru menjabat sebagai ketua RW 04 selama setengah bulan ini merupakan paman dari pak beni. Beberapa ketua RT yang berada di RW 04 juga masih memiliki hubungan darah dengan pak beni dan pak nanang. Saya berpendapat bahwa keputusan ini diambil warga karena memang keluarga ini sangat ramah dan terorganisir dengan baik. Tentu dampak negative juga ada dari keputusan ini. Mungkin bisa dikaitkan dengan social ekonomi seperti sikap individualistis warga yang terdapat pada RT kami. Ini terjadi karena RT kami lebih padat dengan pemukiman yang biasa dijadikan villa sedangkan daerah ini padat dengan rumah warga yang saling berdampingan.

Di dalam rumah bapak RW kami lebih mengenal profil bapak nanang karena ia juga ketua RT 01 dan petugas satgas kecamatan cisarua. Ia memiliki banyak jaringan dengan masyarakat. Disana kami mendapatkan informasi bahwa beberapa mahasiswa Universitas Indonesia juga sedang melakukan praktek lapang selama 1 bulan di tugu utara sebanyak 25 orang. Mahasiswa UI melakukan praktik lapang ke arah pemberdayaan masyarakat, mungkin merupakan mahasiswa dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik sehingga kami merencanakan untuk bertemu dengan teman-teman kami dari UI esok hari di rumah pak yahya, ketua gapoktan yang kami kunjungi hari kemarin. Kami juga mendapatkan informasi bahwa pak asep kepala desa kami baru menjabat selama 3 bulan dan merupakan orang yang organisasi yang notabene-nya “lebih gaul” karena ia adalah camat yang termuda di kabupaten bogor. Tak heran untuk menemui beliau lebih mudah dan fleksibel. Pak RW juga telah memberi izin tentu tujuan yang kami inginkan telah tercapai. Setelah akrab dengan pak nanang kami berpamitan karena masih ada tujuan untuk mengunjungi kepala desa sebagai pembimbing lapangan kami  di desa tugu utara.


Rumah kepala desa ternyata tidak jauh karena masih di RT 01. Alhamdulillah akhirnya kami dapat menemui kepala desa kami. Sesampainya disana kepala desa memang ternyata sangat gaul. Dengan lawakannya yang khas ia membuat kami ke zona nyaman apalagi disana kami mendapatkan jamuan the manis hangat secara tidak langsung menghemat dua ribu rupiah di dramaga haha. Pak asep menceritakan kondisi desa secara transparan. Bahwa desa memang sudah tidak lagi bermata pencaharian utama sebagai petani. Beliau menjelaskan bahwa dahulu desa tugu utara adalah desa yang sangat maju dengan mata pencaharian sebagai petani. Dahulu desa memiliki luas daerah sekitar ±1500 hektar dan setelah ada kebijakan pemerintah untuk menyumbangkan ±800 hektar daerahnya untuk perkebunan teh tinggal sekitar ±500 hektar lahan yang ditanami untuk bertani. Saat itu desa terkenal dengan penghasil jamur terbaik ada 2 jenis jamur yang sebutkan oleh kepala desa. Ada jamur merang yang biasa dijual dan jamur yang lebih mahal daya jualnya adalah jamur shitake. Perlahan-lahan daerah yang biasa dibuat untuk bertani tergerus oleh tanaman batu yang tumbuh menjadi pondasi dan akhirnya menjadi bangunan :P Dia menyebutkan wortel memang merupakan komoditi unggulan di tugu utara. Kami tidak terlalu menggali informasi mengenai pertanian kepada pak asep karena memang tujuan utama kami adalah untuk mendapatkan informasi tambahan dan berupa dukungan. Tentunya kami tekankan pada percakapan terakhir kami kepada kepala desa.


Setelah itu kami ditunjukkan jalan pintas untuk mencapat jalan raya puncak apabila kita mengalami kemacetan oleh pak beni, dan berpamitan sekaligus berterima kasih banyak dengan pak beni dan kang wawan yang telah bersedia mengantarkan kami malam itu. Mungkin tidak banyak informasi yang kami dapatkan di hari ini tapi tentunya agenda yang akan kami lakukan menjadi jelas karena perkenalan ke semua tokoh telah kami lakukan dan akses telah terbuka lebar pada hari ketiga ini dan tinggal melakukan pendalaman. Semoga program yang kami rencanakan akan tepat guna dan berhasil. Aamiin.

Catatan Gladikarya 3

Hari ketiga (Selasa, 25 Juni 2013)
Pagi ini adalah pagi yang paling dingin daripada kemarin. Kami memulai agenda kami membagi tugas menjadi 2 tim, tim untuk mengurus legalitas kami di kecamatan cisarua dan tim untuk mengobservasi potensi yang ada di desa tugu utara. Sebelum keberangkatan kami memasak makanan yang cukup banyak dan bervariasi daripada saat hari-hari lain, yah cukup istimewa dengan telur bumbu bali chef kami anis dan sayur tauge dengan irisan bawang caca si “jago masak” :p

Saya sendiri berangkat pukul 09.00 menuju kantor kepala desa tugu utara untuk mendapatkan surat pengantar kepada kecamatan karena akses menuju kecamatan cukup jauh maka saya naik motor dan keempat teman saya yang lain memulai observasinya kepada ketua rt kami pak beni. Selanjutnya saya mendapatkan beberapa hal yang kurang bagus bila diceritakan. Ternyata setelah saya dari kantor desa saya pulang ke rumah karena surat yang dibuat kepala desa harus dibuat terlebih dahulu, karim menghubungi saya bahwa legalitas sudah diurus oleh pihak kecamatan karena kemarin pak nunung bertemu langsung dengan pak camat. Sekali lagi terimakasih pak nunung kusnadi yang telah berkunjung kemarin.

Setelah itu saya menyusul teman-teman yang sedang bertemu dengan seorang bapak (namanya tidak kami sebutkan demi menjaga nama baik beliau), salah satu petani dan tokoh masyarakat yang pernah menjadi anggota dpd. Saya menyusul ke atas bukit dan saya mendapati pemandangan yang sangat indah berupa jajaran bukit di puncak. Untuk bertemu mereka saya perlu ke kebun bukit bagian atas tapi saya tidak bertemu dengan mereke karena lahan disini yang cukup luas. Saya baru bertemu dengan teman saya saat turun bukit, mereka menceritakan bahwa beliau merupakan salah satu mantan anggota dpd kabupaten bogor, ia merupakan lulusan IKJ (Intitut Kesenian Jakarta). Ia keluar menjadi anggota dpd karena melihat ke dalam internal yang kurang jujur dan ia terjun ke dalam bidang pertanian. Ia merupakan sosok yang “keren” karena gaya bicaranya dan penyampaiannya yang logis dan terarah mengenai pertanian di Indonesia walaupun beliau bukan merupakan orang pertanian, ia juga sedikit banyak menyinggung universitas kami haha kami terima itu. Teman-teman saya bercerita bahwa beliau memberikan kondisi yang telah banyak dilaluinya. Sebelum menuju kepada beliau teman-teman saya juga sudah menuju kepada bapak adi. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa ia bekerja sama dengan sebuah perusahaan dengan sistem gaji dan bukan seorang petani penyewa ataupun penggarap disana, sama dengan pak beni. Ia lebih mirip kepada pekerja yang bekerja sebagai penggarap lahan suatu perusahaan, ia bekerja dengan gaji tiap bulan dan beberapa tujuan yang harus dipenuhi.

Siang hari kami kembali ke penginapan untuk beristirahat sejenak untuk solat dzuhur dan makan siang. Setelah beristirahat solat dan makan kami melanjutkan perjalanna ke ketua gapoktan pak yahya. Disana kita menggali informasi secara umum gapoktan tugu tani. Gapoktan ini terdiri dari 6 poktan yang bekerja di berbagai bidang, ada poktan sutan yang merupakan poktan unggulan di tugu utara bahkan poktan ini telah memenangkan sebuah penghargaan dari pemerintah. Poktan ini juga pernah menghadiri pameran hasil bumi berupa sayur-sayuran. Adapula poktan KWT, poktan di bidang perikanan dan poktan peternakan. Poktan sutan sendiri memiliki 25 anggota yaitu 15 anggota aktif dan 10 lainnya tidak.

Percakapan selanjutnya kami persempit ke dalam bidang pertanian sayur-sayuran. Pak yahya memaparkan bahwa gapoktan tugu tani telah melakukan sensus pertanian, ia melakukan beberapa percobaan dalam menghadapi serangan hama dan penyakit. Salah satunya penyakit gada, yaitu akar sawi/caisin/brokoli membesar seperti gondok, ia melakukan percobaan dalam mengatasi masalah ini dengan penyiraman tanah pada masa persemaian menggunakan campuran air dan kunyit, hasilnya efektif penyakit itu hilang pada bibit yang disiram dengan air kunyit. Informasi ini tersebar luas hingga ke desa sebelah dan banyak yang datang kepada pak yahya untuk sekedar membagi tips yang ia kembangkan sendiri. Beliau sendiri hendak membotolkan hasil percobaannya sehingga bernilai komersial.

Beliau memaparkan gapoktan sendiri masih belum menjalankan fungsinya salah satunya adalah menguatkan harga jual petani karena penghasilan yang didapatkan dari hasil panen akan lebih lama turun kepada petani itu sendiri. Hal ini disebabkan waktu pengumpulan dari petani, sehingga terlintas beberapa program yang dapat kami rencanakan. Sehingga fungsi gapoktan hanya sebatas mengumpulkan uang kas antar petani dan penguatan sistem jaringan informasi antar petani.Para petani masih menjual hasil panennya kepada para tengkulak yang datang mencari hasil panen ke desa kami.

Saya sendiri mendapat informasi dari teman-teman saya bahwa petani dan warga sekitar disini masih individualistis karena kebanyakan dari warga di desa kami bukanlah penduduk asli dari kampong ini. Mereka bukanlah penduduk asli desa tugu utara melainkan penduduk yang berasal dari kota Jakarta maupun bogor. Sehingga nilai-nilai yang dibawa menjadi menyatu di masyarakat sekitar. Masyarakat lebih bangga menjadi seorang penjaga villa ataupun yang membersihkan villa tersebut dengan gaji yang lebih pasti apabila dibandingkan apabila menjadi petani penggarap lahan milik orang Jakarta.

Percakapan berlanjut pada permasalahan lahan yang sebagian besar dan hampir tidak ada lagi lahan yang dimiliki oleh penduduk asli. Permasalah lain berupa pembangunan villa di daerah resapan air yang dilindungi oleh peraturan daerah bahwa daerah resapan air tidak boleh dibangun. Villa-villa yang dibangun juga banyak yang tidak memiliki IMB (Ijin Mendirikan Bangunan) karena memang bukan daerah yang boleh untuk didirikan bangunan. Beberapa kasus menyebutkan bahwa banyak yang memiliki IMB ternyata IMB yang diperoleh adalah IMB Aspal (Asli tapi Palsu). Pak yahya juga memaparkan bahwa ia juga berusaha untuk mempertahankan villa untuk menjaga hubungan diantara mereka dengan prosedur-prosedur yang dijalankan karena terjadi kasus 4 villa dibongkar akan tetapi malah dibangun 10 bangunan villa baru.

Beberapa pemikiran berkelimat di otak 5 orang anak yang di tugu utara untuk menyelesaikan beberapa permasalahan ini. Mungkin beberapa solusi kita dapatkan secara teoritis semoga dapat berjalan dengan baik dan dapat diimplementasikan dengan baik. Teori pada kasus tertentu sangat bertentangan dengan keadaan dilapangan. Mari kita lihat seiring berjalannya waktu.

Senin, 24 Juni 2013

Catatan Gladikarya 2

Hari kedua (Senin, 24 Juni 2013)

Kata pertama masih menghampiri diri kami di hari kedua pada gladikarya kali ini. Kedinginan masih menyelimuti pagi kami, kami berfoto keluar melihat keindahan dari daerah yang kami jajaki dan mengambil beberapa langkah untuk mendapatkan udara yang segar keluar rumah walaupun udara segar sudah masuk melalui celah-celah rumah kami. Bersapa dengan beberapa warga sekitar kita melihat keramahan di rumah mereka. Lalu kami pulang dengan tujuan membuat bebrapa masakan, kali ini kami membuat sebaskom nasi goreng. Karena nasi goreng yang kami buat terlalu banyak akhirnya kami bekalkan untuk desa sebelah apabila belum ada yang sarapan karena agenda hari ini adalah melakukan upacara pelepasan di kecamatan cisarua bersama sekretaris kecamatan dan kami bersama dosen pembimbing kami, ibu netti.

Pertemuan kami telah ditetapkan pada pukul 10.00 di kantor kecamatan cisarua. Kebetulan pagi itu saya membuat nasi goreng sekaligus ingin sekali menulis dan membaca sesuatu beberapa hal sehingga membuat saya telat dalam persiapan ke kecamatan cisarua yang seharusnya berangkat pukul 09.30 akan tetapi karena saya baru berangkat jam 09.40. Kami dibantu oleh teman satu kecamatan kami yaitu karim untuk mencapai kantor kecamatan. Ternyata dosen pembimbing kami, mengalami kemacetan karena sistem buka tutup yang di terapkan di daerah puncak. Sesampainya kami di kantor kecamatan cisarua kami mengalami miskomunikasi dengan pihak kecamatan mengenai orang yang menyambut kehadiran kami, karena seharusnya sekretaris kecamatan yang menyambut kami tidak ada di tempat. Lalu kami melakukan konfirmasi kepada beberapa pihak kecamatan dan beberapa cerita tidak saya ceritakan karena kurang menarik untuk diceritakan. Akhirnya kami bertemu dengan pak abas yang menyambut kedatangan bu netti yang ternyata datang bersama bapak ketua departemen kami, pak nunung. Beberapa hal kami diuntungkan karena adanya kehadiran ketua departemen kami yang akhirnya bisa bertemu dengan pak camat yang ternyata berada di tempat. Selain itu kami mendapatkan informasi tambahan dan beberapa keuntungan lainnya dari hadirnya bapak ketua departemen kami. Terimakasih banyak bapak nunung kusnadi J. Agenda terakhir  yang kami lakukan di kantor kecamatan adalah foto bersama.


Destinasi selanjutnya kami berkunjung ke desa batu layang untuk mengetahui beberapa kekuatan dan sumberdaya yang kami miliki di kecamatan cisarua ini. Sesampainya disana kami senang karena berbeda dengan desa kami di tugu utara yang jarak antar rumah jauh, disana lebih bersuasana rumah yang lumayan padat penduduk. Yang mungkin lebih mudah dalam menjangkau masayarakat. Kelompok batu layang menginap di rumah baca yang didirikan oleh masyarakat sekitar, banyak buku disana, termasuk buku trubus dan komik, bacaan yang paling aku favoritkan. Tak terasa jam sudah menunjunkkan pukul 02.45, seharusnya kami sudah menuju rumah kami. Karena teman-teman batu layang juga belum mengetahui rumah kami maka mereka balik mengunjungi rumah penginapan kami. Lalu kami bakar ubi cilembu ala chef kasino a.k.a  karimullah dan makan sarden bersama bada maghrib. Sebelum mereka pulang kami merumuskan beberapa timeline untuk dijalankan selanjutnya, lalu kami saling berpamitan.


Malamnya sinusitis saya kambuh sakit kepala, akhirnya saya tertidur setelah kami nonton bersama malam harinya.

Minggu, 23 Juni 2013

Catatan Gladikarya 1

Malam pertama (Minggu, 23 Juni 2013)

Pagi ini kami akan memulai perjalan ke kecamatan cisarua, kabupaten bogor. Sebelumnya kami telah mensurvey tempat yang akan kami jajaki sekaligus mencari tempat tinggal untuk kami tinggal. Kami berjalan bersama kelompok yang satu kabupaten dengan kami di desa sebelah, desa batu layang. Perjalanan kami janjikan untuk berjalan jam 04.00 pagi karena kami harus mampir ke tempat teman kami  untuk menjemputnya. Akan tetapi angkot yang kami carter terlambat dan persiapan yang kurang tepat waktu membuat perjalanan baru jalan jam 05.00 pagi. Saya dan caca menyusul pada sore hari karena kami harus mengikuti rangkaian kegiatan pmw.

Sore harinya saya dan caca menyusul juga membawa beberapa makanan yang siap kami santap sesampainya di cisarua. Sesampainya di persinggahan kami merasakan pengalaman pertama akan udara yang tidak biasa kami rasakan, semua berubah menjadi dingin, mulai dari air, makanan, karpet, kasur, bahkan handphone. Lele, ayam, tempe, tahu, kami santap dengan ganasnya, sungguh malam yang berat untuk kami haha. Acara selanjutnya saya mulai mengeluarkan baju-baju dan perlengkapan yang saya bawa dilanjutkan dengan menonton film zathura bersama di salah satu stasiun tivi dan tidur.

Minggu, 02 Juni 2013

carilah pasangannya

pernah suatu hari ketika saya merasa tak memiliki baju satu potongpun saya merasa memiliki banyak teman dengan memberikan baju saya kepada orang lain sampai pada saatnya orang itu selalu terlena dengan baju yang kita berikan dan kita tetap senang dan ikhlas memberikan baju kita walaupun kita tidak memiliki baju satupun

dan pada akhirnya saya maju melangkah baru menjadi biru hari itu datang, ketika baju saya yang robak robek itu dicerca dan dimaki sedemikian rupa tapi saya tetap pede dengan baju saya itu, karena itulah satu-satuny abaju saya pada saat itu, daripada tidak memakai baju sama sekali 

ketika langkah kedua dimulai hidup kembali menyinari semakin terang dengan hitam yang diam-diam merasuki tubuh secar gamblan dan jelas. itu terasa sangat kabur. mungkin hanya aku yangmerasakan pada saat itu aku merasa satu hal yang tidak aku punya itu adalah anugrah untuk orang lain dan kesempatan untuk bercengkrama dengan orang-orang itu

sampai pada akhirnya saya memiliki banyak baju sekarang, sungguh rahmat Allah sangat besar tapi, baju ini hanya "terlihat" banyak saya tidak dapat mengungkapkannya baju apa ini, atau mungkin saja ini cuma tipuan semata

sampai pada akhirnya saya terus menjalanai, sampai pada akhirnya saya menyadarai, sampai pada akhirnya sampai saat ini saya ingin pulang, ke masa saya tidak mempunyai baju dan saya memberikan baju kepada orang lain, saya bersyukur bisa seperti saat itu, saya bersyukur karena saya bisa seperti itu saya bersyukur mempunyai Iman seperti ini, saya bersyukur saya dilahirkan oleh kedua orang tua saya



bila matahari bersinar terlalu panas janganlah kita mengumpat terlalu keras, berteduhlah kawan. karena malam akan tiba. bila hujan turun terasa begitu deras janganlah kita anggap itu cobaan, ataupun bencana. boleh menangis bukan karena hidup susah. boleh tertawa bukan karena uang semata. maka nikmatilah hidup yang terlalu berharga. miskin dan kaya bukan sebuah ukuran untuk kita dapat rasakan bahagia, syukuri rezeki yang kita terima dari yang Maha Kuasa

"..dan sungguh, mereka (setan-setan itu) benar-benar menghalang-halangi mereka dari jalan yg benar, sedang mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk.." (QS Az-zukhruf : 37)